Read more: http://epg-studio.blogspot.com/2011/04/jquery-slide-show-4.html#ixzz1NADI9cRd
Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

1432H, 2011M = TAHUN KEBAIKAN

Kamis, 07 April 2011

Share this history on :
oleh: ust mukhlish


<b><i>Dan  Dirikanlah shalat dan tunaikan zakat, dan segala kebaikan yang kamu  kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah.  Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 2 ; 110)</i></b>

Kunci  kebahagiaan adalah kebaikan. Kebaikan yang kita kerjakan akan berdampak  sangat besar terhadap apa yang akan terjadi kepada kita ke depan.  Kebaikan itu adalah investasi, baik untuk kita nikmati di dunia  lebih-lebih di akhirat di mana kita sangat memerlukan kebahagiaan,  kebahagiaan yang diberikan Allah SWT.
Rasulullah pernah berpesan, <i>Jika  anda menggenggam sebutir benih, dan esok kiamat, maka tanamlah benih  itu, anda akan mendapat pahala</i>. Sebab kebaikan dimensinya selalu  ganda, ia akan berdapak positif buat diri sipelaku dan ia juga  melahirkan kebaikan buat orang-orang yang ada di sekitarnya.
Betapa  dalam pesan Nabi di atas. Jika sebuah kebaikan tidak atau belum tentu  bermanfaat buat orang lain dan itu sangat jarang bahkan hampir tidak  ada, maka pastinya kebaikan itu akan berguna buat kita yang  melakukannya. Demikian pula dengan kejahatan. Ia juga berimplikasi buat  sipelaku dan orang lain termasuk yang tidak berbuat dan tidak respek  dengan perbuatan itu. Allah berfirman dalam Al-Qur’an : “<i>Maka  barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya ia akan melihat  (balasannya). Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar  zarrah, niscata dia akan melihat (balasannya)” </i>(QS. Az-Zalzalah ;  99 : 7-8).
Alkisah ada seorang dermawan yang berkeinginan untuk  berbuat kebaikan. Dia telah menyiapkan sejumlah uang yang akan dia  berikan kepada beberapa orang yang ditemuinya.
Pada suatu  kesempatan dia bertemu dengan seseorang maka langsung saja dia  menyerahkan uang yang dimilikinya kepada orang tersebut. Pada keesokan  harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah  uang kepada seorang penjahat beringas. Mendengar kabar ini si dermawan  hanya mengatakan” Ya Allah aku telah memberikan uang kepada seorang  penjahat” Di lain waktu, dia kembali bertemu dengan seseorang, si  dermawan pada hari itu juga telah berniat untuk melakukan kebaikan. Ia  dengan segera memberikan sejumlah uang kepada orang tersebut. Keesokan  harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan uang  kepada seorang koruptor. Mendapat kabar ini si dermawan hanya berkata  “Ya Allah aku telah memberikan uang kepada koruptor”.
Si dermawan  ini tidak berputus asa, ketika dia bertemu dengan seseorang dengan  segera dia menyerahkan sejumlah uang yang memang telah disiapkannya.  Maka esok harinya pun tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah  memberikan sejumlah uang kepada seorang kaya raya. Mendengar hal ini si  dermawan hanya berkata. ” Ya Allah aku telah memberikan uang kepada  penjahat, koruptor dan seorang yang kaya raya”.
Sekilas kita bisa  menyimpulkan bahwa si dermawan ini adalah seorang yang “Ceroboh” Asal  saja dia memberikan uang yang dimilikinya kepada orang yang tidak tepat,  padahal jika dia&nbsp; lebih teliti maka niat baiknya itu bisa lebih berguna  tersalurkan kepada orang yang memang membutuhkan. Tapi ternyata suatu  niat yg baik pasti akan berakhir dengan baik, pun begitu pula dengan  “kecerobohan” si dermawan.
Uang yg diberikannya kepada sang  penjahat ternyata mampu menyadarkannya bahwa di dunia ini masih ada  orang baik, orang yg peduli dengan lingkungan sekitarnya. Penjahat ini  bertobat dan menggunakan uang pemberian sang dermawan sebagai modal  usaha. Sementara sang koroptor, uang cuma-cuma yg diterimanya ternyata  menyentuh hati nuraninya yang selama ini telah tertutupi oleh  keserakahan, dia menyadari bahwa hidup ini bukanlah tentang berapa  banyak yang bisa kita dapatkan. Dia bertekad mengubah dirinya menjadi  orang yang baik, pejabat yang jujur dan amanah. Sementara itu pemberian  yg diterima oleh si kaya raya telah menelanjangi dirinya, karena selama  ini dia adalah seorang yang kikir, tak pernah terbesit dalam dirinya  untuk berbagi dengan orang lain, baginya segala sesuatu harus lah ada  timbal baliknya. Dirinya merasa malu kepada si dermawan yang dengan  kesederhananya ternyata masih bisa berbagi dengan orang lain. Tidak akan  ada yang berakhir dengan sia-sia terhadap sutau kebaikan. Karena  kebaikan akan berakhir pula dengan kebaikan. Hidup ini bukanlah soal  berapa banyak yang bisa kita dapatkan, tapi berapa banyak yang bisa kita  berikan. (Dinukil dari sebuat artikel online)
Ada pesan Nabi yang  lain buat kita yang itu betul-betul telah terbukti dalam sepanjang  perjalanan hidupnya telah menjadi prinsip beliau. Kata Nabi <i>”Khairu  an-nasi anfauhum li an-nasi”</i>. Artinya adalah ”Sebaik-baiknya  manusia adalah orang-orang yang paling bermanfaat buat orang lain”.
Dalam  sebuah firman, Allah menjanjikan kelapangan bagi hambanya yang gemar  berbuat baik. “<i>Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh  kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas</i>.” (QS. Az-Zumar [39]: 10)  Jadi, sesungguhnya perbuatan baik itu adalah sumber harapan dan  kesentosaan bagi kehidupan kita.
Mengapa kebahagiaan hakiki hanya  bisa diraih melalui perbuatan baik? Sebab, kebahagiaan dan perbuatan  baik itu sama-sama bersumber dari hati nurani (nurani, bersifat nur atau  terang). Jadi, secara alamiah keduanya memang saling mensyaratkan. Jika  kita ingin bahagia, kita harus berbuat baik. Jika kita berbuat baik,  kita akan bahagia.
Dengan demikian, jika Allah memerintahkan kita  untuk berbuat baik, Dia sebenarnya hanya mengingatkan kita bahwa pada  hakikatnya kita ditakdirkan sebagai makhluk yang baik. Dengan kata lain,  berbuat baik adalah sesuatu yang manusiawi yang sejalan dengan sifat  dasar manusia sehingga perbuatan jahat dengan sendirinya merupakan hal  yang bertentangan dengan fitrah manusia itu sendiri.
Dari sudut  pandang tersebut, maka perintah Allah kepada kita untuk berbuat baik  bukanlah untuk kepentingan-Nya, melainkan untuk kepentingan kita  sendiri. Hal ini merupakan manifestasi dari sifat-Nya sebagai al-Ghaniy  (Yang Maha-kaya), yang sedikit pun tidak membutuhkan sesuatu dari  makhluk-Nya, termasuk dari manusia.
Dengan demikian, setiap  perbuatan baik yang kita lakukan adalah semata-mata untuk kepentingan  kita sendiri, demi kebahagiaan kita sendiri. Dan sebaliknya, atas setiap  perbuatan jahat yang kita lakukan, maka kita sendirilah yang akan  menuai dampak buruknya.
Dalam sebuah firman Allah menjelaskan, “<i>Barang  siapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya  sendiri, dan barang siapa berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya  sendiri</i>.” (QS. Fushilat [41]:46)
Terakhir bahwa, Tahun baru  hijriyah baru berjalan di bulan pertamanya di Muharram, mari kita awali  tahun ini dengan menyucikan diri kita dan menyampakkan darinya segala  hal yang menyebabkan murka Allah sementara untuk masehi hari ini adalah  penghujung 2010, besok awal 2011. Keduanya adalah waktu, ia penting bagi  orang yang beriman, bagi para pejuang kebaikan dan orang-orang yang  gemar saling nasehat-menasehati di jalan kebajikan dan kesabaran. (QS.  Al-Ashr ; 103 : 1-3)
Kata Andrew Jackson, <i>“Take time to  deliberate; but when the time for action arrives, stop thinking and go  in”</i> (Ambil waktu untuk merencanakan, tetapi jika tiba waktunya  untuk bertindak, berhenti berpikir dan maju terus).
Demikian, <i>Wallahu  A’lam bi al-shawab.</i>

Batusangkar, Jum’at  dipenghujung tahun.
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Posting Komentar

e-mail anda= di sini

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner